![]() |
| 7 Langkah Mandi Wajib Setelah Haid Menurut Islam |
Dalam ajaran Islam, kebersihan merupakan bagian dari iman. Salah satu bentuk kebersihan yang wajib dilakukan oleh wanita adalah mandi wajib setelah haid. Mandi wajib atau ghusl ini bertujuan untuk menghilangkan hadas besar agar seorang wanita kembali dalam keadaan suci dan dapat melaksanakan ibadah seperti shalat, puasa, membaca Al-Qur’an, serta melakukan hubungan suami istri.
{tocify} $title={Table of Contents}Banyak wanita yang masih bingung mengenai tata cara mandi wajib setelah haid yang benar sesuai sunnah Rasulullah ﷺ. Artikel ini akan membahas secara lengkap 7 langkah mandi wajib setelah haid menurut Islam agar kamu bisa melaksanakannya dengan benar dan sesuai tuntunan agama.
7 Langkah Mandi Wajib Setelah Haid Menurut Islam
1. Menyucikan Diri dari Najis
Langkah pertama sebelum mandi wajib adalah membersihkan bagian tubuh yang terkena najis, terutama area kemaluan. Hal ini sesuai dengan hadis riwayat Muslim dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah ﷺ memerintahkan agar wanita yang mandi wajib mencuci kemaluannya terlebih dahulu.
Gunakan tangan kiri untuk membersihkan najis, dan pastikan seluruh bagian yang kotor telah bersih sempurna. Tindakan ini menjadi awal dari proses penyucian diri agar tubuh siap untuk melaksanakan mandi wajib dengan sempurna.
2. Membasuh Tangan dan Berwudhu
Setelah membersihkan diri dari najis, langkah selanjutnya adalah berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat. Tujuannya adalah membersihkan anggota tubuh dari hadas kecil sebelum menyucikan seluruh badan dari hadas besar.
Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, bahwa beliau berwudhu terlebih dahulu sebelum mandi wajib. Namun jika seseorang ingin menunda wudhu hingga setelah mandi, hal tersebut juga diperbolehkan.
3. Niat Mandi Wajib
Niat merupakan hal yang wajib dalam setiap ibadah, termasuk mandi wajib. Niat cukup dilakukan di dalam hati, tanpa harus dilafalkan dengan suara keras.
Niat mandi wajib setelah haid adalah:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الأَكْبَرِ مِنَ الْحَيْضِ لِلَّهِ تَعَالَى
(Nawaitul ghusla li raf‘il hadatsil akbari minal haidhi lillahi ta‘ala).
Artinya:
“Saya niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari haid karena Allah Ta‘ala.”
Dengan niat ini, mandi wajib menjadi sah dan bernilai ibadah.
4. Menyiram Kepala Tiga Kali
Langkah berikutnya adalah menyiram kepala sebanyak tiga kali. Pastikan air meresap hingga ke kulit kepala dan membasahi seluruh rambut, termasuk bagian akar. Rasulullah ﷺ menganjurkan untuk menggosok rambut agar air benar-benar merata, terutama bagi wanita yang berambut tebal.
Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwa ketika beliau bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang mandi wajib setelah haid, beliau bersabda:
“Ambillah air dan daun bidara, lalu bersucilah. Setelah itu tuangkan air ke kepalamu dan gosoklah dengan kuat hingga sampai ke kulit kepala, kemudian siramkan air ke seluruh tubuhmu.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
5. Membasahi Seluruh Tubuh Secara Merata
Setelah kepala disiram, langkah selanjutnya adalah menyiram seluruh tubuh mulai dari sisi kanan, kemudian kiri. Pastikan tidak ada bagian tubuh yang kering, termasuk sela-sela jari, ketiak, dan lipatan tubuh lainnya.
Disunnahkan menggunakan tangan untuk meratakan air ke seluruh tubuh agar tidak ada bagian yang tertinggal. Kewajiban mandi ini baru dianggap sah apabila seluruh tubuh telah terkena air secara merata.
6. Mengurut atau Menggosok Tubuh
Beberapa ulama menganjurkan untuk menggosok tubuh dengan lembut saat mandi wajib. Tujuannya bukan hanya agar air lebih merata, tetapi juga sebagai bentuk kebersihan dan kesempurnaan dalam beribadah.
Selain itu, penggunaan sabun atau bahan alami seperti daun bidara juga diperbolehkan untuk membantu membersihkan kotoran dari tubuh.
7. Mengakhiri dengan Doa
Setelah selesai mandi wajib, disunnahkan untuk membaca doa sebagaimana doa setelah wudhu:
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
(Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh).
Artinya:
“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.”
Doa ini sebagai bentuk syukur karena telah kembali suci dan siap melaksanakan ibadah dengan hati bersih dan tubuh yang bersih.
Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Mandi Wajib
- Gunakan air suci dan bersih (bukan air najis atau air musta’mal).
- Pastikan rambut dan kulit kepala benar-benar basah.
- Tidak ada batasan waktu tertentu, tetapi sebaiknya dilakukan segera setelah haid selesai.
- Jika rambut panjang, tidak wajib melepas kepangan asalkan air bisa meresap sampai kulit kepala.
Melakukan mandi wajib setelah haid merupakan kewajiban bagi setiap wanita Muslimah agar kembali dalam keadaan suci. Dengan mengikuti 7 langkah mandi wajib setelah haid menurut Islam, seorang wanita akan mendapatkan kebersihan lahir batin dan siap menjalankan ibadah tanpa halangan.
Mandi wajib bukan hanya tentang kebersihan fisik, tetapi juga tentang penyucian spiritual yang mengembalikan seorang Muslimah kepada fitrah kesucian. Maka, lakukanlah dengan niat yang tulus karena Allah Ta‘ala agar mendapatkan pahala dan keberkahan.
