Jenis-Jenis Akuntansi Menurut Para Ahli

Akuntansi merupakan salah satu bidang penting dalam dunia bisnis dan keuangan. Melalui akuntansi, berbagai transaksi keuangan dapat dicatat, dianalisis, dan dilaporkan secara sistematis. Namun, tidak semua jenis akuntansi memiliki fungsi yang sama. Para ahli membedakan akuntansi menjadi beberapa jenis sesuai dengan tujuan, pengguna, serta karakteristik informasinya.

jenis-jenis akuntansi menurut para ahli
Jenis-Jenis Akuntansi Menurut Para Ahli

Artikel ini akan membahas secara lengkap jenis-jenis akuntansi menurut para ahli, lengkap dengan penjelasan dan contohnya agar mudah dipahami.

Pengertian Akuntansi Menurut Para Ahli

Sebelum memahami jenis-jenisnya, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu akuntansi menurut para ahli:

  • Warren, Reeve, dan Fess (2008)
    Menurut mereka, akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.
  • American Accounting Association (AAA)
    Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi untuk memungkinkan pengambilan keputusan yang tepat oleh pengguna informasi tersebut.
  • Charles T. Horngren dan Walter T. Harrison
    Akuntansi merupakan seni dalam mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas transaksi keuangan secara signifikan dalam bentuk laporan yang berguna bagi pengambilan keputusan.

Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa akuntansi berfungsi sebagai sistem informasi keuangan yang membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Jenis-Jenis Akuntansi Menurut Para Ahli

Beberapa ahli akuntansi membagi akuntansi ke dalam beberapa jenis berdasarkan fungsi dan penggunaannya. Berikut penjelasannya:

1. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)

Menurut Soemarso (2004), akuntansi keuangan adalah cabang akuntansi yang berhubungan dengan penyusunan laporan keuangan untuk pihak eksternal seperti investor, kreditor, dan pemerintah.

Tujuan:

  • Menyajikan laporan keuangan (neraca, laba rugi, arus kas) secara periodik.
  • Memberikan informasi tentang posisi keuangan perusahaan.

Contoh:
Pembuatan laporan keuangan tahunan PT XYZ untuk dilaporkan ke pemegang saham.

2. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)

Menurut Hansen dan Mowen (2000), akuntansi manajemen adalah proses mengidentifikasi, mengukur, menganalisis, dan mengkomunikasikan informasi keuangan untuk membantu manajer dalam membuat keputusan internal.

Tujuan:

  • Membantu perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan dalam perusahaan.

Contoh:
Penyusunan anggaran biaya produksi dan analisis titik impas (break even point).

3. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)

Menurut Mulyadi (2016), akuntansi biaya adalah cabang akuntansi yang mempelajari bagaimana biaya dihitung, diklasifikasikan, dan dikendalikan untuk membantu manajemen dalam efisiensi produksi.

Tujuan:

  • Menghitung harga pokok produksi (HPP).
  • Mengendalikan biaya agar tidak melebihi anggaran.

Contoh:
Perhitungan biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik.

4. Akuntansi Pemerintahan (Governmental Accounting)

Menurut Halim (2007), akuntansi pemerintahan adalah sistem akuntansi yang diterapkan pada entitas pemerintahan untuk mengelola keuangan publik secara transparan dan akuntabel.

Tujuan:

  • Meningkatkan akuntabilitas keuangan publik.
  • Menyediakan informasi untuk perencanaan dan pengawasan keuangan negara.

Contoh:
Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) oleh instansi pemerintah daerah.

5. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)

Menurut Suandy (2011), akuntansi perpajakan merupakan akuntansi yang berkaitan dengan perhitungan, pelaporan, dan pembayaran pajak sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.

Tujuan:

  • Menentukan besarnya pajak yang harus dibayar secara benar dan sesuai hukum.

Contoh:
Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

6. Akuntansi Forensik (Forensic Accounting)

Menurut Bologna dan Lindquist (1995), akuntansi forensik adalah penerapan keahlian akuntansi untuk menyelidiki kecurangan, manipulasi data, dan tindak kejahatan keuangan.

Tujuan:

  • Mengungkap kasus penipuan keuangan atau korupsi.
  • Menyediakan bukti akuntansi dalam proses hukum.

Contoh:
Audit forensik untuk membuktikan adanya penyalahgunaan dana perusahaan.

7. Akuntansi Auditing (Auditing Accounting)

Menurut Boynton dan Johnson (2006), auditing adalah pemeriksaan sistematis terhadap laporan keuangan untuk memastikan keandalannya dan kepatuhan terhadap standar akuntansi.

Tujuan:

  • Memberikan opini atas kewajaran laporan keuangan.
  • Menjamin bahwa laporan bebas dari kesalahan material.

Contoh:
Audit tahunan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap perusahaan.

8. Akuntansi Sosial dan Lingkungan (Social and Environmental Accounting)

Menurut Gray (2002), akuntansi sosial dan lingkungan merupakan cabang akuntansi yang mencatat dan melaporkan dampak sosial serta lingkungan dari aktivitas perusahaan.

Tujuan:

  • Mengukur tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
  • Menyajikan informasi tentang dampak lingkungan dan sosial.

Contoh:
Laporan keberlanjutan (sustainability report) dari perusahaan tambang.

9. Akuntansi Internasional (International Accounting)

Menurut Choi dan Meek (2005), akuntansi internasional adalah cabang akuntansi yang berfokus pada transaksi lintas negara serta perbedaan standar akuntansi antarnegara.

Tujuan:

  • Menyesuaikan laporan keuangan dengan standar internasional (IFRS).
  • Mempermudah investasi dan perdagangan global.

Contoh:
Perusahaan multinasional menyesuaikan laporan keuangannya sesuai IFRS.

10. Akuntansi Sektor Publik (Public Sector Accounting)

Menurut Nordiawan (2010), akuntansi sektor publik mencakup proses pencatatan dan pelaporan aktivitas keuangan lembaga publik non-pemerintah seperti yayasan, universitas, dan organisasi nirlaba.

Tujuan:

  • Menunjukkan transparansi pengelolaan dana publik.
  • Mendukung akuntabilitas lembaga sosial.

Contoh:
Penyusunan laporan keuangan yayasan sosial atau lembaga pendidikan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis akuntansi sangat beragam dan masing-masing memiliki fungsi serta tujuan yang berbeda. Akuntansi keuangan berfokus pada pelaporan eksternal, sedangkan akuntansi manajemen digunakan untuk kebutuhan internal. Sementara itu, akuntansi pemerintahan, perpajakan, dan forensik memiliki fungsi khusus sesuai bidangnya.

Pemahaman terhadap jenis-jenis akuntansi sangat penting, terutama bagi pelajar, mahasiswa akuntansi, maupun praktisi keuangan agar dapat menerapkan prinsip yang tepat dalam setiap konteks organisasi.

Teguh Sigit

Hanya seorang pria tamvan biasa yang gemar menulis sebuah artikel.

Lebih baru Lebih lama