Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan maritim terbesar di Nusantara yang pernah berjaya pada abad ke-7 hingga ke-13 Masehi. Pusat kekuasaannya berada di Palembang, Sumatera Selatan, dan kerajaan ini dikenal sebagai pusat perdagangan serta penyebaran agama Buddha di Asia Tenggara. Sebagai kerajaan besar, Sriwijaya meninggalkan banyak jejak sejarah yang membuktikan kejayaannya pada masa lalu.
![]() |
| Peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang Terkenal |
Artikel ini akan membahas berbagai peninggalan kerajaan sriwijaya yang terkenal, mulai dari prasasti, candi, hingga situs arkeologi yang menjadi bukti kemajuan budaya dan politik kerajaan tersebut.
Sejarah Singkat Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar abad ke-7 Masehi dan mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Balaputradewa. Letaknya yang strategis di tepi Sungai Musi menjadikan Sriwijaya sebagai pusat perdagangan internasional.
Banyak pedagang dari India, Tiongkok, dan Timur Tengah yang singgah di pelabuhan Sriwijaya untuk berdagang rempah-rempah, emas, dan hasil bumi lainnya. Selain itu, kerajaan ini juga dikenal sebagai pusat pendidikan agama Buddha, bahkan banyak biksu dari Asia datang untuk belajar di sini, termasuk I-Tsing, seorang biksu dari Tiongkok.
Jenis-Jenis Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
Peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis, antara lain:
- Prasasti
- Candi dan Arca
- Situs Arkeologi
- Bukti Perdagangan
- Temuan Artefak dan Benda Kuno
Setiap peninggalan ini memiliki nilai historis tinggi dan memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat serta sistem pemerintahan Sriwijaya pada masa lampau.
1. Prasasti-prasasti Kerajaan Sriwijaya
Prasasti menjadi bukti tertulis yang paling penting dari keberadaan Kerajaan Sriwijaya. Berikut beberapa prasasti terkenal yang berkaitan dengan kerajaan ini:
a. Prasasti Kedukan Bukit
![]() |
| Prasasti Kedukan Bukit |
Prasasti ini ditemukan di tepi Sungai Tatang, dekat Palembang. Ditulis dengan aksara Pallawa dan bahasa Melayu Kuno, prasasti Kedukan Bukit berisi tentang perjalanan Dapunta Hyang Sri Jayanasa yang melakukan ekspedisi untuk memperluas kekuasaan.
Isi prasasti ini juga menyebutkan keberhasilan penaklukan daerah baru dan menunjukkan bahwa Sriwijaya telah memiliki sistem pemerintahan yang kuat sejak awal berdirinya.
b. Prasasti Talang Tuwo
![]() |
| Prasasti Talang Tuwo |
Ditemukan di daerah Bukit Siguntang, Palembang, pada tahun 684 Masehi. Prasasti ini berisi doa dan harapan raja agar rakyat hidup makmur, damai, dan sejahtera.
Prasasti ini menunjukkan bahwa raja Sriwijaya memperhatikan kesejahteraan rakyatnya, serta menggambarkan ajaran Buddha yang menekankan kedamaian dan kebajikan.
c. Prasasti Telaga Batu
![]() |
| Prasasti Telaga Batu |
Prasasti ini ditemukan di Palembang dan digunakan dalam upacara penyumpahan pejabat kerajaan. Pada prasasti ini terdapat ukiran kepala ular naga di bagian atas, yang dipercaya memiliki kekuatan magis untuk mengutuk siapa pun yang berkhianat.
Isinya menunjukkan bahwa Kerajaan Sriwijaya memiliki struktur birokrasi yang teratur dan sistem hukum yang tegas terhadap pejabat.
d. Prasasti Kota Kapur
![]() |
| Prasasti Kota Kapur |
Ditemukan di Pulau Bangka, prasasti ini berisi peringatan dari raja Sriwijaya kepada daerah-daerah taklukan agar tetap setia. Prasasti ini juga menandakan bahwa kekuasaan Sriwijaya meluas hingga ke luar Pulau Sumatera, bahkan ke wilayah Jawa bagian barat dan Semenanjung Malaya.
e. Prasasti Karang Berahi
![]() |
| Prasasti Karang Berahi |
Prasasti ini ditemukan di Jambi dan menunjukkan bahwa wilayah kekuasaan Sriwijaya juga mencakup daerah tersebut. Isi prasasti ini menegaskan peran Sriwijaya sebagai kerajaan besar yang menguasai jalur perdagangan di Selat Malaka.
2. Candi dan Arca Peninggalan Sriwijaya
Selain prasasti, beberapa candi dan arca Buddha juga menjadi bukti kuat kejayaan Sriwijaya. Candi-candi ini berfungsi sebagai tempat ibadah dan pusat pendidikan agama Buddha.
a. Candi Muara Takus
![]() |
| Candi Muara Takus |
Candi Muara Takus terletak di Kabupaten Kampar, Riau, dan merupakan salah satu peninggalan penting dari masa Sriwijaya. Candi ini terbuat dari batu bata merah dan batu pasir, memiliki beberapa bangunan seperti Candi Tua, Candi Bungsu, dan Candi Mahligai.
Para ahli meyakini bahwa Candi Muara Takus merupakan pusat keagamaan dan ritual bagi umat Buddha pada masa Sriwijaya.b. Candi Muaro Jambi
![]() |
| Candi Muaro Jambi |
Meskipun banyak yang mengaitkannya dengan Kerajaan Melayu, namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa Candi Muaro Jambi juga memiliki hubungan erat dengan Sriwijaya. Kawasan ini merupakan kompleks candi terluas di Sumatera, menandakan bahwa peradaban pada masa itu sudah sangat maju.
c. Arca Buddha di Bukit Siguntang
![]() |
| Arca Buddha di Bukit Siguntang |
Bukit Siguntang, yang berada di Palembang, merupakan situs bersejarah yang diyakini sebagai pusat spiritual Sriwijaya. Di tempat ini ditemukan arca Buddha, arca Avalokitesvara, dan arca Bodhisattva yang menunjukkan pengaruh kuat ajaran Buddha Mahayana.
3. Situs Arkeologi dan Temuan Bersejarah
a. Situs Bukit Siguntang
![]() |
| Situs Bukit Siguntang |
Situs ini dianggap sebagai pusat Kerajaan Sriwijaya. Di area ini ditemukan berbagai peninggalan seperti arca, prasasti, dan sisa bangunan kuno. Saat ini, Bukit Siguntang menjadi kawasan wisata sejarah dan religi yang banyak dikunjungi wisatawan.
b. Situs Karanganyar
![]() |
| Situs Karanganyar |
Ditemukan di daerah Karanganyar, Palembang, situs ini memuat sisa-sisa bangunan bata kuno dan struktur yang diperkirakan merupakan bagian dari kompleks istana atau vihara Sriwijaya. Banyak artefak ditemukan di sini seperti fragmen tembikar, manik-manik, dan peralatan logam.
c. Situs Sabokingking
![]() |
| Situs Sabokingking |
Situs ini berada di kawasan Palembang dan menjadi salah satu bukti aktivitas masyarakat Sriwijaya di sekitar Sungai Musi. Ditemukan prasasti, batu bata, serta artefak keramik Cina, yang menunjukkan adanya hubungan dagang internasional.
4. Bukti Perdagangan dan Hubungan Internasional
Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai pusat perdagangan maritim terbesar di Asia Tenggara. Beberapa temuan arkeologi menunjukkan bahwa Sriwijaya menjalin hubungan dengan negara-negara seperti:
- India (pengaruh budaya dan agama Buddha).
- Tiongkok (catatan I-Tsing dan temuan keramik Cina).
- Arab dan Timur Tengah (jalur perdagangan rempah dan logam mulia).
Beberapa benda peninggalan seperti koin emas, keramik, dan perhiasan menunjukkan bahwa ekonomi Sriwijaya sangat maju dan terbuka terhadap pengaruh luar.
5. Artefak dan Koleksi Museum
![]() |
| Museum Balaputra Dewa |
Beberapa artefak peninggalan Sriwijaya kini disimpan di Museum Negeri Sumatera Selatan “Balaputera Dewa”, di antaranya:
- Arca Buddha perunggu dan batu.
- Prasasti asli seperti Kedukan Bukit dan Talang Tuwo.
- Perhiasan emas dan manik-manik kuno.
- Peralatan perdagangan dan kehidupan sehari-hari.
Koleksi ini menjadi sumber pengetahuan berharga tentang kehidupan masyarakat Sriwijaya yang religius, makmur, dan berbudaya tinggi.
Pengaruh Budaya dan Agama dari Peninggalan Sriwijaya
Peninggalan Kerajaan Sriwijaya tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga meninggalkan warisan budaya dan spiritual. Kerajaan ini menjadi pusat penyebaran agama Buddha Mahayana di Nusantara.
Selain itu, sistem pemerintahan yang tersusun rapi serta kemampuan mereka menguasai jalur laut menjadi dasar pembentukan kerajaan-kerajaan maritim setelahnya, seperti Kerajaan Melayu dan Majapahit.
Pelestarian Situs Sriwijaya di Masa Kini
Berbagai upaya dilakukan untuk melestarikan peninggalan Sriwijaya, seperti:
- Restorasi candi dan situs arkeologi di Palembang, Riau, dan Jambi.
- Pendirian museum khusus yang menampilkan sejarah dan artefak Sriwijaya.
- Penelitian arkeologi lanjutan oleh pemerintah dan lembaga internasional.
- Promosi wisata sejarah, seperti “Jejak Sriwijaya” di Palembang.
Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu peradaban tertua dan terbesar di Asia Tenggara yang meninggalkan banyak peninggalan bersejarah seperti prasasti, candi, situs arkeologi, dan artefak berharga.
Peninggalan tersebut tidak hanya menjadi bukti kejayaan masa lalu, tetapi juga memberikan inspirasi tentang pentingnya kebijaksanaan, perdagangan, dan spiritualitas dalam membangun peradaban. Melalui pelestarian dan penelitian yang berkelanjutan, jejak Sriwijaya akan terus hidup dan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.












